Sabtu, 05 Desember 2015

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI



PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
   A.Perkembangan emosi AUD
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai "berbagai perasaan yang kuat". Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman (1995:411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

Syamsuddin (1990:69) mengemukakan bahwa "emosi merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku". Berdasarkan definisi di atas kita dapat memahami bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku.

Perkembangan emosi anak behubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia pra sekolah lebih rinci. Anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka.













Bayi setidaknya memiliki tiga jenis tangisan:
1.      Tangisan dasar
Pola berirama yang biasanya terdiri dari satu tangisan, diikuti diam sesaat,diteruskan dengan siulan kecil,pendek dengan nada agak lebih tinggi di bandingkan dengan tangisan utama lalu di akhiri dengan diam.
2.      Tangisan kemarahan
Variasi dari tangisan dasar dengan lebih banyak udara dikeluarkan melalui tali suara.
3.      Tangisan kesakitan
Tangisan spontan yang panjang dan tiba-tiba, diikuti menahan nafas cukup lama,tanpa rintihan atau erangan pendahuluan.

Bayi memiliki 2 jenis senyuman yaitu:
1.      Senyuman refleksi
Senyuman yang bukan merupakan respon terhadap stimuli eksternal dan muncul selama 1 bulan pertama setelah kelahiran
2.      Senyuman social
Suatu senyuman yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus eksternal, biasanya terhadap wajah yang dilihat bayi,biasanya berlangsung di awal perkembangan.

Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hampir keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu.
Pada saat anak masuk Kelompok Bermain atau juga PAUD, mereka mulai keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia baru. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang aman, ke kehidupan baru yang tidak dialami anak pada saat mereka berada di lingkungan keluarga. Dalam dunia baru yang dimasuki anak, ia harus pandai menempatkan diri diantara teman sebaya, guru dan orang dewasa di sekitarnya.
Tidak setiap anak berhasil melewati tugas perkembangan sosioemosional pada usia dini, sehingga berbagai kendala dapat saja terjadi. Sebagai pendidik sepatutnyalah untuk memahami perkembangan sosioemosional anak sebagai bekal dalam memberikan bimbingan terhadap anak agar mereka dapat mengembangkan kemampuan sosial dan emosinya dengan baik.
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini:
1.      Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang di anggap membahayakan.
2.   Cemas, perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada objek.
3.   Marah, yaitu perasaan tidak senang baik terhadap orang lain, diri sendiri, maupun objek tertentu.
4.   Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang orang yang disayanginya.
5.   Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman karena terpengaruhi keinginannya.
6.   Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan perhatian dan perlindungan kepada orang lain.
7.   Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu ditakutunya.
8.   Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal tentang objek yang ada disekitarnya.
B. Perkembangan social AUD
Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya hasil dari kematangan. Perkembangan sosial anak diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon terhadap dirinya.
Pengembangan social-emosional merupakan suatu proses yang panjang dan kompleks karena Suatu keadaan yang kompleks serta menyeluruh yang dapat berupa perasaan atau pikiran yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang dalam jangka waktu yang lama. Contohnya: Disaat peristiwa banjir dan gempa bumi terjadi, maka akan timbul perasaan emosi seseorang dan akibat peristiwa tersebut akan terjadi gerakan reflex atau seseorang akan terkejut dan tubuh akan tegang saat bertatap muka dengan orang lain, kejadian ini akan menyebabkan ketakutan dan kecemasan yang lama pada diri individu yang tidak bisa mengembangkan social-emosionalnya.
Beberapa aspek perkembangan sosial anak usia dini :
·         Tenggang rasa terhadap orang lain.
·         Bekerja sama dengan teman.
·         Mudah bergaul/berinteraksi dengan orang lain.
·         Dapat berkomunikasi dengan orang yang sudah dikenalnya.
·         Meniru kegiatan orang dewasa.
·         Mau berbagi dengan teman.
·         Mau bermain dengan teman sebaya.
·         Tolong-menolong sesama teman.
·         Dapat mengikuti aturan permainan.
·         Dapat mematuhi peraturan yang ada.
·         Dapat memusatkan perhatian.
·         Belajar memisahkan diri dari orang tuanya terutama ibu.
·         Menyayangi nggota keluarga dan teman-temannya.
·         Merasa puas atas prestasi yang dicapai.
·         Dapat mengendalikan emosi.
·         Menghargai(mengapresiasikan)karya orang lain.
·         Menunjukkan reaksi emosi yang wajar karena marah, senang, sakit,takut,dan sebagainya.
·         Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
·         Dapat menghindari obat-obat yang berbahaya.
Dapat menggunakan benda-benda yang berbahaya dengan hati-hati.

        



  C. Tahapan pekembangan sosial emosional anak usia dini

Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak:
Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga;
Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya.
Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu;
Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah;
Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa percaya diri, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri


PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
  A.Perkembangan emosi AUD
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai "berbagai perasaan yang kuat". Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman (1995:411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

Syamsuddin (1990:69) mengemukakan bahwa "emosi merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku". Berdasarkan definisi di atas kita dapat memahami bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku.

Perkembangan emosi anak behubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia pra sekolah lebih rinci. Anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka.
   

Bayi setidaknya memiliki tiga jenis tangisan:
1.      Tangisan dasar
Pola berirama yang biasanya terdiri dari satu tangisan, diikuti diam sesaat,diteruskan dengan siulan kecil,pendek dengan nada agak lebih tinggi di bandingkan dengan tangisan utama lalu di akhiri dengan diam.
2.      Tangisan kemarahan
Variasi dari tangisan dasar dengan lebih banyak udara dikeluarkan melalui tali suara.
3.      Tangisan kesakitan
Tangisan spontan yang panjang dan tiba-tiba, diikuti menahan nafas cukup lama,tanpa rintihan atau erangan pendahuluan.

Bayi memiliki 2 jenis senyuman yaitu:
1.      Senyuman refleksi
Senyuman yang bukan merupakan respon terhadap stimuli eksternal dan muncul selama 1 bulan pertama setelah kelahiran
2.      Senyuman social
Suatu senyuman yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus eksternal, biasanya terhadap wajah yang dilihat bayi,biasanya berlangsung di awal perkembangan.

Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hampir keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu.
Pada saat anak masuk Kelompok Bermain atau juga PAUD, mereka mulai keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia baru. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang aman, ke kehidupan baru yang tidak dialami anak pada saat mereka berada di lingkungan keluarga. Dalam dunia baru yang dimasuki anak, ia harus pandai menempatkan diri diantara teman sebaya, guru dan orang dewasa di sekitarnya.
Tidak setiap anak berhasil melewati tugas perkembangan sosioemosional pada usia dini, sehingga berbagai kendala dapat saja terjadi. Sebagai pendidik sepatutnyalah untuk memahami perkembangan sosioemosional anak sebagai bekal dalam memberikan bimbingan terhadap anak agar mereka dapat mengembangkan kemampuan sosial dan emosinya dengan baik.
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini:
1.      Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang di anggap membahayakan.
2.   Cemas, perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada objek.
3.   Marah, yaitu perasaan tidak senang baik terhadap orang lain, diri sendiri, maupun objek tertentu.
4.   Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang orang yang disayanginya.
5.   Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman karena terpengaruhi keinginannya.
6.   Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan perhatian dan perlindungan kepada orang lain.
7.   Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu ditakutunya.
8.   Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal tentang objek yang ada disekitarnya.
B. Perkembangan social AUD
Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya hasil dari kematangan. Perkembangan sosial anak diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon terhadap dirinya.
Pengembangan social-emosional merupakan suatu proses yang panjang dan kompleks karena Suatu keadaan yang kompleks serta menyeluruh yang dapat berupa perasaan atau pikiran yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang dalam jangka waktu yang lama. Contohnya: Disaat peristiwa banjir dan gempa bumi terjadi, maka akan timbul perasaan emosi seseorang dan akibat peristiwa tersebut akan terjadi gerakan reflex atau seseorang akan terkejut dan tubuh akan tegang saat bertatap muka dengan orang lain, kejadian ini akan menyebabkan ketakutan dan kecemasan yang lama pada diri individu yang tidak bisa mengembangkan social-emosionalnya.
Beberapa aspek perkembangan sosial anak usia dini :
·         Tenggang rasa terhadap orang lain.
·         Bekerja sama dengan teman.
·         Mudah bergaul/berinteraksi dengan orang lain.
·         Dapat berkomunikasi dengan orang yang sudah dikenalnya.
·         Meniru kegiatan orang dewasa.
·         Mau berbagi dengan teman.
·         Mau bermain dengan teman sebaya.
·         Tolong-menolong sesama teman.
·         Dapat mengikuti aturan permainan.
·         Dapat mematuhi peraturan yang ada.
·         Dapat memusatkan perhatian.
·         Belajar memisahkan diri dari orang tuanya terutama ibu.
·         Menyayangi nggota keluarga dan teman-temannya.
·         Merasa puas atas prestasi yang dicapai.
·         Dapat mengendalikan emosi.
·         Menghargai(mengapresiasikan)karya orang lain.
·         Menunjukkan reaksi emosi yang wajar karena marah, senang, sakit,takut,dan sebagainya.
·         Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
·         Dapat menghindari obat-obat yang berbahaya.
Dapat menggunakan benda-benda yang berbahaya dengan hati-hati.
\

  C. Tahapan pekembangan sosial emosional anak usia dini

Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak:
Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga;
Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya.
Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu;
Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah;
Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa percaya diri, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri

1 komentar: